Kerengganan antara anak dan ayah kerap ditemukan, menanggapi kasus ini , tentu sangat disayangkan sekali bukan? Kembali ke awal tujuan suami dan istri ingin memiliki anak, tentu dengan harapan dapat menjadi keluarga yang harmonis, namun tentu saja hal tersebut membutuhkan usaha. 

Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersamaan dan kehangatan keluarga, namun tentu saja ada banyak pula tindakan atau perilaku yang dapat menyebabkan renggangnya hubungan antara anak dengan ayah, oleh karena itu berikut adalah informasi seputar penyebab renggangnya hubungan anak dengan ayah yang Fadsan rangkum dari beberapa sumber untuk Fadsan Fams.

Komunikasi yang Tidak Berjalan Dua Arah

Komunikasi yang baik dan sehat dalam keluarga harus terbiasa ditanamkan sejak dini dan dibiasakan. Mungkin bagi seorang ibu yang lebih mudah peka terhadap keinginan ataupun berasaan anak anaknya, itu akan lebih mudah. Namun, berbeda dengan sosok ayah, rata-rata seorang ayah memang lebih sulit mencerna perasaan dan mood anak-anaknya sehingga perlu adanya jalinan komunikasi yang intens dan berjalan dua arah agar bisa saling memahami. 

Nah, kebanyakan ayah tidak mau ambil ribet dan pusing sehingga bersikap sok tahu tentang kebutuhan anaknya, padahal belum tentu itu yang dibutuhkan karena prediksi bisa saja salah dan memicu terjadinya kerenggangan hubungan antara ayah dan anak. Ketimbang menebak-nebak lebih baik berkomunikasi langsung kan?

Baca Juga : 3 Tips Memilih Ukuran Baju Koko Anak Laki-laki yang Pas

Memaksakan Ego dan  Kepentingan Pribadi

Menaruh harapan pada anak memang tidak salah, berharap anak akan tumbuh menjadi sosok yang ideal, pintar, berprestasi, dan lainnya. Namun tentu saja menaruh harapan dan memaksakan adalah hal yang berbeda. 

Jika ayah memaksakan keinginan pada anak-anaknya yang terjadi adalah kerenggangan hubungan antara kalian dengan anak. Karena meski memiliki tujuan yang baik untuk keberlangsungan hidup anaknya kelak, namun tetap saja hal tersebut belum tentu merupakan sesuatu yang nyaman untuk dijalani sang anak. 

Berikanlah ruang kebebasan anak untuk mengeksplore minat dan bakatnya sendiri, lalu dukung potensinya, daripada memaksakan kehendak kalian sebagai ayah yang memang bisa saja menjadi tekanan mental bagi anak-anak.

Tidak Menjaga Lisan dan Berkata Kasar

Mendidik anak memang bukan hal yang mudah, seringkali ayah mengeluarkan energi dan kesabaran yang ekstra, namun meskipun menguras segala emosi sebaiknya hindari dan jangan sampai berkata yang tidak pantas didengar oleh anak. Hal tersebut bisa saja kata-kata kasar yang mengandung unsur hewan, judge mental, dan lain sebagainya. 

Tak jarang, anak-anak yang mendengar ucapan tidak pantas dari ayahnya malah lebih mudah  putus asa dan merasa bahwa dirinya tidak berarti apa apa, bahkan menganggap ucapan ayahnya adalah kebenaran, dan akan terus teringat juga tertanam dalam memorinya hingga dewasa kelak. 

Tentunya akan berakibat fatal bagi anak yang kerap mendengar ucapan-ucapan tidak pantas dari ayahnya dan terjadilah kerenggangan hubungan diantara ayah dan anak.

Tidak Pernah Mengapresiasi Pencapaian Anak

Pujian atau apresiasi sangat dibutuhkan oleh anak tertutama pada masa perkembangan, hal tersebut dapat menambah percaya diri sang anak dalam melakukan sesuatu dan untuk mencapai sesuatu. Namun bagaimana jadinya jika ayahnya tidak pernah memberi pujian atau bentuk apreisasi apapun kepada anaknya?

Bisa jadi anak kalian akan merasa bosan atau kekurangan motivasi karena tidak memperoleh sesuatu yang membuktikan bahwa ia layak diapresiasi. Memang ketika anak semakin bertambah dewasa rasa canggung akan ada, namun jika kalian para ayah sudah terbiasa mengapresiasi anak sejak dini, tentu saja rasa canggung tersebut tidak akan ada dan kan meminimalisir pemicu terjadinya kerenggangan hubungan ayah dan anak.

Baca Juga : 3 Tips Memilih Ukuran Baju Koko Anak Laki-laki yang Pas

Menyakiti Ibu dari Anak-anakmu

Namanya rumah tangga tentu tidak selalu berjalan mulus, selalu saja ada hambatan dan sesuatu yang harus dilewati bersama, pertengkaran pun bukanlah hal yang bisa dihindari setiap waktu, namun tentu saja sebagai seorang ayah sekaligus kepala keluarga, kalian harus lebih bijak dalam bersikap dikeadaan seperti ini, apalagi di depan anak-anak. 

Carilah ruangan yang tepat untuk bicara berdua dan hindari anak-anak melihat orang tuanya bertengkar, apalagi jika anak-anak melihat ayahnya menyakiti ibu mereka dan tertanam memori mereka sehingga mereka takut juga menangis karena menyaksikan kejadian tersebut. 

Jika demikian, tentu saja rasa benci terhadap sosok ayah akan mulai tumbuh, dan hubungan ayah dengan anak tidak akan baik-baik saja atau merenggang, dan jika sudah terlanjur, maka ada baiknya sebagai seorang ayah untuk mulai merangkul kembali anak-anaknya.


Leave a comment

×